Rabu, 06 Januari 2016

PUMBUNUHAN DI LONDON



Beberapa minggu yang lalu di kota London telah terjadi pembunuhan, korbannya adalah seorang musisi terkenal yang bernama steve gerard berusia 32 tahun tinggal di sebuah apartemen ditengah kota. Korban ditemukan bersimbah darah diapartemennya sendiri dengan beberapa tusukan diperutnya pada pukul 10.00 oleh rekan kerjanya jhonson yang juga tinggal didekat apartemen korban, menurut kesaksian jhonson dia hendak mengajak steve berangkat kerja pada pagi itu, namun saat jhonson mengetuk pintu apartemen steve beberapa kali dia tidak mendapat jawaban apapun lalu dia coba mengirim pesan singkat ke handphone steve dan menelponnya tetapi tidak juga ada jawaban, lalu timbulah rasa curiga dan khawatir di pikiran jhonson dan tiba tiba ada ada darah yang keluar dari bagian bawah sela sela pintu apartemen steve dan tanpa pikir panjang jhonson langsung mendobrak pintu dan menemukan steve sudah tidak bernyawa.Korban diperkirakan meninggal sekitar pukul 02.00 dini hari.
Tidak berapa lama setelah korban ditemukan polisipun datang dan menutup apartemen steve dan melakukan investigasi tempat kejadian perkara, polisi mendapatkan senjata yang digunakan pelaku yaitu pisau dapur yang tergeletak tidak jauh dari tubuh korban dan polisi juga menemukan sebuah pesan yang dibuat si pelaku. Seperti ini pesannya

Aku akan membunuh korban selanjutnya besok pada saat jam membentuk huruf L, karena aku baik hati aku akan memberi petunjuk dimana aku akan membunuh korban selanjutnya, perhatikan baik baik

Pelangi itu sangat indah di sore hari, bahkan lebih indah dari bunga ditaman yang tertiup angin. Garis berwarna yang menghiasi langit setelah usainya badai, entah mengapa aku sangat suka sekali moment seperti ini apalagi aku dapat menikmatinya bersama teman temanku, namun teman temanku pergi menjauhiku karena suatu alasan yang tidak aku ketahui, malangnya diriku.
13,17,20,28,26,50
Urutan
-5-7-3-4-1-9

          Polisi yang sama sekali tidak mengerti arti dari kode ini langsung memanggil detektif Jono Holmes ke TKP agar segera memecahkan kode ini supaya dapat mencegah pembunuhan berikutnya. Detektif Jono sangat bingung dan sama sekali tidak mengerti bagaimana memecahkan kode ini beberapa jam dia habiskan didalam ruangannya hanya memikirkan kode yang diberikan pelaku, “Sial, ini sangat rumit bagaimana memecahkannya” gumam detektif Jono. Waktu semakin sempit namun detektif Jono belum menemukan apapun, pada sampai jam 15.30 detektif Jono menerima laporan bahwa terjadi pembunuhan di Big Ben, korban meninggal sekita setengah jam yang lalu. “Big Ben.? Astagaaaa..!! seharusnya aku sadar lebih awal, kenapa tidak terpikirkan olehku” dengan cepat detektif Jono langsung menuju TKP, saat sampai di TKP dia melihat korban meniggal dengan sangat mengenaskan dia merasa bersalah dan merasa ini semua terjadi karena ketidakmampuannya memecahkan kode dari pelaku, dengan rasa kecewa dia bersumpah dalam hatinya akan menangkap pelakunya secepatnya sebelum terjadi pembunuhan lainnya.

            Saat detektif Jono mengecek lokasi pembunuhan, dia menemukan secarik kertas yang ternyata adalah petunjuk yang diberikan pelaku yang berisi

Hahahahah ini salahmu detektif, kau membiarkan aku membunuh orang lain, besok aku akan membunuh korban selanjutnya pada saat jam sejajar lurus di suatu tempat dan kau harus mencari tahu tempatnya dan mencegahku melakukan pembunuhan, perhatikan kode ini baik baik
                                                8,5              7,11
                                                10               1,1
                                                19,1            1,4
                                                01               9,10
                                                13,7            1
                                                2,3              14,4
          “Kode apa lagi ini.? Aku harus segera memecahkannya” teriak detektif Jono sambil kembali ke mobil dan menuju kantornya, sesampainya dikantor dia meminta bantuan kerabatnya yang juga seorang polisi dan menunjukan kode tersebut kepada kerabatnya yang bernama Watson, tetapi tidak seperti yang diharapkan Watson hanya bisa melihat dan membaca kode itu hingga berulang ulang tanpa memecahkannya. Beberapa jam berlalu namun mereka hanya berhasil memecahkan waktu sih pelaku akan melakukan pembunuhan tanpa tahu tempat dimana sih pelaku akan melakukan pembunuhannya, setelah mereka sekian lama memutar otak hingga membuat mereka strees mereka memutuskan istirahat sejenak dan pergi ke minimarket untuk membeli beberapa minuman dan meringankan pikiran sejenak, di minimarket mereka berdua membeli kopi dan duduk sejenak untuk menikmati udara segar tetapi kode itu tetap mengganggu pikiran mereka. “heey Detektif, bisakah kau ambilkan gula dan susu.?” Tanya Watson, “Tentu saja” jawab detektif sambil mengambilkan gula dan susu. “Mengapa kau suka menambahkan gula dan susu kedalam kopimu Watson.?” Tanya detektif Jono, “aku menambahkannya agar lebih lengkap dan pas” jawab Watson, lalu beberapa menit mereka berbincang dan bertukar pikiran mengenai kode yang diberikan pelaku namun tidak menemukan hasil bahkan sampai kopi yang diminum Detektif Jono habis, lalu karena penasaran dengan rasanya detektif Jono mencicipi kopi milik Watson “heeyy watson, ternyata kopimu enak juga setelah ditambahkan gula dan kopi menjadi lengkap dan pas” kata detektif Jono sambil tersenyum, “kau harus lebih sering menikmatinya detektif” jawab Watson. “tetapi tunggu dulu, Ditambahkan dan menjadi pas. Watson aku tau dimana pelaku akan melakukan pembunuhan selanjutnya” Detektif Jono langsung berlari ke mobil dan Watson masuk ke mobil dalam keadaan bingung mengenai cara Detektif Jono memecahkan kode tersebut. Beberapa saat berlalu akhirnya mereka sampai di tempat pelaku akan melakukan pembunuhan lalu mereka menggerakan beberapa anggota polisi untuk mencari seseorang yang mencurigakan dan membawa benda tajam yang sekiranya bisa digunakan untuk membunuh.

            Setelah beberapa menit mencari akhirnya salah satu anggota polisi menemukan orang yang berpakaian serba hitam dan didalam jaketnya dia membawa pisau dapur, tanpa pikir panjang polisi langsung membawa orang tersebut. Dan memang benar,setelah diperiksa oleh tim forensik ternyata sidik jarinya sama dengan sidik jari yang terdapat di pisau dapur yang digunakan untuk membunuh steve, Akhirnya Detektif Jono berhasil menangkap pelaku dan mencegahnya melakukan pembunuhan.


Haayyy para readers, apakah kalian mampu memecahkan 2 kode tersebut..??